Senin, 04 Januari 2021

Inovasi Sistem Informasi SI

Muhammad Reza Pahlevi

1B119074

2KA20

Inovasi SI & New Technology #

1.WEB 1.0

Web 1.0 merupakan website yang digunakan untuk pertama kalinya,dimana seluruh data yang dibuat dan ditampilkan didalamnya serta design dari web tetrsebut itu semuanya ditentukan oleh admin, hingga sedikit terasa agak monoton. Web 1.0 tidak terlalu interaktin dikarenakan sifat dari Web 1.0 adalah read, maka ketika ada seseorang yang akan menambahkan atau memberikan komentar, seseorang tersebut harus menghubungi langsung admin yang bersangkutan melalui address yang telah ditentukan oleh admin. Jadi dalam penggunaan Web 1.0 ,kita hanya bisa untuk browsing sesuatu. Dan juga pada Web 1.0 yang mengharuskan pengguna internet untuk datang ke dalam website tersebut dan melihat satu persatu konten di dalamnya,membuatnya menjadi tidak praktis.

 

Ciri-ciri dari situs Web 1.0 yaitu;

1.                  Halaman statis, perubahan ataupun isinya seluruhnya tergantung oleh pihak admin/ pemilik web tersebut.

2.                  Penggunaan framesets.

3.                  Milik HTML ekstensi seperti dan tag diperkenalkan pada awal perang browser.

4.                  Online guestbook.

5.                  GIF tombol, biasanya 88×31 piksel dalam ukuran web browser dan mempromosikan produk lain.

6.                  Pengguna akan mengisi formulir, dan setelah mereka mengklik mengirimkan email klien akan mencoba untuk mengirim email yang berisi formulir rincian.

WEB 2.0

Istilah Semantik lebih dahulu dipakai sebelum istilah Web 2.0. Web 2.0 dikembangkan pada tahun 2004. Perkembangan dari Web 2.0 lebih pada penyajian konten dan tampilan di dalam suatu website, yang versi yang sebelumnya berpusat pada sang pemilik website. Web 2.0 lebih bersifat interaktif daripada Web 1.0 dan sifatnya yang Read Write, sehingga memudahkan dalam menambahkan materi,berkomentar ,dan lain-lain,yang dilakukan oleh pembaca web tersebut. Ini juga dikarenakan sifatnya untuk share,collaborate dan exploite.

Dalam web 2.0 user interface suatu situs web yang digunakan adalah teknologi flex (aplikasi rich internet berbasis flash dari macromedia yang sekarang adobe), lazlo(platform aplikasi flash open source) atau menggunakan ajax secara intensif seperti gmail atau google map maka situs itu bisa dikatakan merupakan situs tipe web 2.0, selain itu aktivitas drag and drop, auto complete ,chat, voice itu juga karena adanya dukungan Ajax. AJAX adalah penggabungan dari JavaScript dan XML yang menekankan pada pengelolaan konten.

Dan gabungan aplikasi lainnya adalah HTML dengan yang dinamis. XML digunakan untuk mendefinisikan format data. Dibawah ini beberapa alplikasi dan teknik yang dipakai dalam pengembangan Web 2.0

 

Contoh Dari WEB 1.0

WEB 1.0

Double Click

Ofoto

Akamai

Mp3.com

Britannica Online

Page View

Content Management System

Directory ( Taxonomy )

Stickiness

 

Ciri- ciri dari Web 2.0 ;

1.                  Konten dinamis, metadata, web standar dan skalabilitas.

2.                  Mudah untuk memasukkan data atau mengambil data dari system.

3.                  Berbasis web murni.

4.                  Pengguna memiliki datanya sendiri pada situs.

5.                  Pelaku utama Perusahaan Pengguna/Komunitas.

6.                  Hubungan dengan server Client-server Peer to peer.

7.                  Bahasa pemrograman penampil konten HTML XML.

8.                  Pola hubungan penerbit-pengguna Searah Dua arah/ Interaktif.

9.                  Pengelolaan konten Taksonomi/direktori Folksonomi/penanda/tag.

10.              Penayangan berbagai kanal informasi Portal RSS/Sindikasi.

11.              Hubungan antar pengakses Tidak ada Berjejaring.

12.              Sumber konten Penerbit/pemilik situs Pengguna.

 

 

Contoh-contoh Web 2.0 sebenarnya adalah website-website situs yang sudah tidak asing lagi bagi seseorang yang sering menggunakan Internet, dan mungkin merupakan situs-situs yang diakses setiap harinya, seperti Wikipedia, e-Bay, Friendster, dan masih banyak lagi. Apakah keunikan dan website-website tersebut sehingga menyandang predikat Web 2.0? Menurut definisi oleh Tim O’Reilly (pendiri dari O’Reilly Media), Web 2.0 adalah sebuah revolusi bisnis pada industri komputer yang dikarenakan oleh perpindahan Internet menjadi sebuah platform.

Contoh untuk mempermudah pemahaman konsep Web 2.0 adalah dengan melihat contoh perbandingan antara website konvensional (Web 1 .0) dengan website yang telah termasuk kedalam Web 2.0. Pada era booming dot com, sedemikian banyak orang yang membuat website pribadi sehingga halaman pertamanya rata – rata menuliskan “Welcome to My Personal Homepage”, tidak lupa menambahkan fasilitas buku tamu dan web counter. Dengan perubahan kearah konsep Web 2.0, website-website pribadi itu menjelma menjadi blog. Blog adalah Web 2.0, sehingga kita akan terlihat ketinggalan zaman ketika menanyakan kepada rekan kita apakah telah memiliki website pribadi, tetapi akan terlihat lebih modern dan gaul ketika menanyakan apakah ia memiliki blog. Hal tersebut adalah sebuah revolusi yang jelas terlihat pada industri komuter saat ini. Secara teknis mungkin tidak ada hal yang benar benar merupakan teknologi baru untuk membuat blog, tetapi lihatlah bahwa sebuah web yang menyediakan host service blog, seperti wordpress.com, blogspot.com, dan lain sebagainya secara strategis telah menjadi sebuah platform untuk komunitas blogger berkolaborasi.

Contoh Dari WEB 2.0

WEB 2.0

Google adsense

Flickr

BitTorrent

Napster

Wikipedia

Cost Per Click

Wikis

Tagging ( Folksonomy )

 

 

Web 3.0

Web 3.0 adalah generasi ketiga dari layanan internet berbasis web. Konsep Web 3.0 pertama kali diperkenalkan pada tahun 2001, saat Tim Berners-Lee, penemu World Wide Web, menulis sebuah artikel ilmiah yang menggambarkan Web 3.0 sebagai sebuah sarana bagi mesin untuk membaca halaman-halaman Web. Hal ini berarti bahwa mesin akan memiliki kemampuan membaca Web sama seperti yang manusia dapat lakukan sekarang ini.

Web 3.0 berhubungan dengan konsep Web semantik, yang memungkinkan isi web dinikmati tidak hanya dalam bahasa asli pengguna, tapi juga dalam bentuk format yang bisa diakses oleh agen-agen software. Beberapa ahli bahkan menamai Web 3.0 sebagai Web Semantik itu sendiri.

Keunikan dari Web 3.0 adalah konsep dimana manusia dapat berkomunikasi dengan mesin pencari. Kita bisa meminta Web untuk mencari suatu data spesifik tanpa bersusah-susah mencari satu per satu dalam situs-situs Web. Web 3.0 juga mampu menyediakan keterangan-keterangan yang relevan tentang informasi yang ingin kita cari, bahkan tanpa kita minta.

Web 3.0 terdiri dari:

·                     Web semantik

·                     Format mikro

·                     Pencarian dalam bahasa pengguna

·                     Penyimpanan data dalam jumlah besar

·                     Pembelajaran lewat mesin

·                     Agen rekomendasi, yang merujuk pada kecerdasan buatan Web

Web 3.0 menawarkan metode yang efisien dalam membantu komputer mengorganisasi dan menarik kesimpulan dari data online. Web 3.0 juga memungkinkan fitur Web menjadi sebuah sarana penyimpanan data dengan kapasitas yang luar biasa besar.

Walaupun masih belum sepenuhnya direalisasikan, Web 3.0 telah memiliki beberapa standar operasional untuk bisa menjalankan fungsinya dalam menampung metadata, misalnya Resource Description Framework (RDF) dan the Web Ontology Language (OWL). Konsep Web Semantik metadata juga telah dijalankan pada Yahoo’s Food Site, Spivack’s Radar Networks, dan sebuah development platform, Jena, di Hewlett-Packard.

Jika diformulasikan, web 3.0 bisa dijabarkan dalam perumusan berikut : WEB 3.0 = 4C + P +VS 4C = content, commerce, community, context P = personality VS = virtual search

Maka, web 3.0 sebagai asisten personal penggunanya yang tahu segala sesuatu tentang penggunanya dan mengakses internet untuk mencari jawaban dari kebutuhannya.

 

Contoh web 3.0 :  search engine seperti  Google (http://www.google.co.id.)

 

Sumber : http://dwiseftih25.blogspot.com/2018/11/inovasi-sistem-informasi-tugas-3.html?m=0

 

 

2. Di Indonesia sendiri, teknologi drone dapat digunakan di berbagai sektor seperti pemetaan garis pantai, riset/penelitian, penanggulangan bencana yang meliputi pemetaan daerah bencana, penyisiran korban, pemberian bantuan, dll, pemantauan lahan pertanian dan perkebunan, hobi fotografi, serta perencanaan kota dan pedesaan. Sehubungan dengan hal tersebut, Yayasan The Development CAFE meluncurkan program yang dinamakan Drones for Development (D4D) yang bertujuan untuk mendorong masyarakat pedesaan, pemerintah dan LSM dalam memanfaatkan teknologi drone.

 

Dalam program ini DevCAFE menyediakan jasa konsultasi dengan tenaga ahli dalam pemetaan wilayah, pemantauan kondisi lahan pertanian, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembangunan (ICT4D), bimbingan dan perencanan proyek evaluasi, riset serta pelaksanaan proyek di berbagai sektor seperti pertanian, kesehatan publik, analisa kebijakan dan rencana kerja, dll. Selain itu, DevCAFE juga membuka peluang kerjasama dengan produsen drone, konsultan maupun perusahaan pengguna drone serta menyelenggarakan pelatihan mengenai dasar-dasar penggunaan drone untuk evaluasi, pemetaan dan pertanian.

 

Salah satu upaya DevCAFE untuk mengenalkan teknologi drone sebagai inovasi dalam pembangunan diwujudkan dengan diadakannya workshop dengan tema  Innovation in Evaluation “Use of IoTs, Drones, and ICTs for Development Evaluation” pada 5-6 Oktober 2017 di Universitas Trisakti, Jakarta. Dalam workshop ini, DevCAFE bekerjasama dengan  Indonesian Development Evaluation Community (InDEC) dan Pusat Studi Reka Rancang Visual dan Lingkungan FSRD Universitas Trisakti dan membahas mengenai penggunaan drone sebagai alat untuk mengumpulkan data, serta mengajarkan penggunaan alat teknologi komunikasi informasi (ICT) seperti komputer, laptop, dan program software untuk evaluasi dan pengumpulan data secara online maupun offline.

Kegiatan seperti ini sangat penting untuk diadakan mengingat banyak keuntungan yang didapatkan dengan memanfaatkan teknologi drone. Penggunaan drone dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi dalam pengumpulan data secara manual, baik dari segi kualitas data yang diperoleh maupun dari segi waktu dan biaya yang dikeluarkan. Kedepannya diharapkan akan semakin banyak kegiatan workshop ataupun pelatihan mengenai pemanfaatan teknologi drone sehingga tidak hanya dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam hal penguasaan teknologi mutakhir tetapi juga dapat meningkatkan kapasitas dalam melakukan penelitian ataupun evaluasi program kerja dalam rangka memajukan pembangunan di Indonesia.

 

Sumber : https://www.dev-cafe.org/drone-sebagai-inovasi-pembangunan/

 

3. Dalam pembangunan sistem informasi diperlukan upaya pemetaan dan tahapan-tahapan tertentu agar sistem informasi yang dibangun dapat diimplementasikan sesuai kebutuhan organisasi/perusahaan. Suatu sistem informasi digunakan untuk mengatur hubungan anatar manusia dan komponene mesin serta prosedur-prosedur yang harus dilakukan serta berkaitan satu dengan yang lainya untuk mendukung kebutuhan informasi atau mekanisme bisnis pada sebuah organisasi.

Agar sistem informasi yang dibangun sesuai dengan kebutuhan organisasi maka diperlukan upaya proses pengembangan sistem (system develoment life cycle [SDLC] ) yang harus dilakukan oleh organisasi.  SDLC merupakan proses formal yang harus dilakukan organisasi yang akan membangun sebuah sistem infrmasi yang berbasi komputer. Termasuk dalam hal ini adalah, size of organisation, jobs description, relevant experiece, education system yang terintegrasikan dalam proses informasi, sumber daya, peralatan dan teknis operasional.

Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Siklus hidup sistem (system life cycle – SLC) adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan sistem atau subsistem informasi berbasis komputer. SLC sering disebut dengan pendekatan air terjun (waterfall approach) bagi pengembangan dan penggunaan sistem.Tahapan dari siklus hidup sistem yaitu :

1.      Tahap Perencanaan

2.      Tahap Analisis

3.      Tahap Rancangan

4.      Tahap Penerapan

5.      Tahap Penggunaan

Empat tahap pertama dinamakan dengan siklus hidup pengembangan sistem (system development life cycle – SDLC).SDLC adalah tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sistem informasi. SDLC juga merupakan alat untuk manajemen proyek yang bisa digunakan untuk merencanakan, memutuskan dan mengontrol proses pengembangan sistem informasi.SDLC berfungsi untuk menggambarkan tahapan–tahapan utama dan langkah–langkah dari setiap tahapan yang secara garis besar terbagi dalam empat kegiatan utama, yaitu initiation, analysis, design dan implementation.Siklus hidup pengembangan sistem dapat didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh professional dan pemakai sistem informasi untuk mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi.

Setiap kegiatan dalam SDLC dapat dijelaskan melalui tujuan (purpose) dan hasil kegiatannya (deliverable). SDLC mencakup kebutuhan (requirement), validasi, pelatihan, kepemilikan (user ownership) sebuah sistem informasi yang diperoleh melalui investigasi, analisis, desain, implementasi, dan perawatan software. Software yang dikembangkan berdasarkan SDLC akan menghasilkan sistem dengan kualitas yang tinggi, memenuhi harapan penggunanya, tepat dalam waktu dan biaya, bekerja dengan efektif dan efisien dalam infrastruktur teknologi informasi yang ada atau yang direncanakan, serta murah dalam perawatan dan pengembangan selanjutnya.

Siklus hidup sistem yang pertama dikelola oleh manajet unit jasa informasi, dibantu oleh manajer dari analisis sistem, pemrograman dan operasi. Namun kecenderungan saat ini, meletakkan tanggung jawab pada tingkat yang lebih tinggi dan lebih rendah. Ada tiga tingkatan besar (hirarki) dari manajemen siklus hidup sistem, yaitu :

·         Tanggung Jawab Eksekutif

·         Komite Pengarah SIM (steering committee MIS – SC MIS)

·         Kepemimpinan Proyek

Tahap–Tahap SDLC

1.      Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan adalah sebuah proses dasar untuk memahami mengapa sebuah sistem harus dibangun. Pada tahap ini diperlukan analisa kelayakan dengan mencari data atau melakukan proses information gathering kepada pengguna. Tahap ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan memprioritaskan sistem informasi apa yang akan dikembangkan, sasaran – sasaran yang ingin dicapai, jangka waktu pelaksanaan serta mempertimbangkan dana yang tersedia dan siapa yang melaksanakan.

2.      Tahap Analisis

Analisis sistem adalah sebuah proses investigasi terhadap sistem yang sedang berjalan dengan tujuan untuk mendapatkan jawaban mengenai pengguna sistem, cara kerja sistem dan waktu penggunaan sistem. Dari proses analisa ini akan didapatkan cara untuk membangun sistem baru.Jadi, analisis sistem adalah penelitian atas sistem yang telah ada dengan tujuan untuk merancang sistem yang baru atau diperbaharui.Merupakan tahap yang kritis dan penting karena kesalahan pada tahap ini akan menyebabkan kesalahan pada tahap berikutnya.

3.      Desain Sistem

Desain berkonsentrasi pada bagaimana sistem dibangun untuk memenuhi kebutuhan pada fase analisis. Manfaat desain sistem adalah memberikan gambaran rancang bangun (blue print) yang lengkap, sebagai penuntun (guideline) bagi programmer dalam membuat aplikasi. Rancangan sistem adalah penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru. Untuk sistem berbasis komputer biasanyadalam rancangan ada spesifikasi jenis peralatan yang akan digunakan.Sistem informasi yang terkomputerisasi setidaknya terdiri dari:

·         Hardware: terdiri dari komponen input, proses, output, dan jaringan.

·         Software: terdiri dari sistem operasi, utilitas, dan aplikasi.

·         Data: mencakup struktur data, keamanan dan integritas data.

·         Prosedur: seperti dokumentasi, prosedur sistem, buku petunjuk operasional dan teknis.

·         Manusia: pihak yang terlibat dalam penggunaan sistem informasi.

1.      Implementasi Sistem

Implementasi sistem adalah proses pembangunan dan pengujian sistem, instalasi sistem, dan rencana dukungan sistem.Fase ini melibatkan beberapa spesialis informasi tambahan yang mengubah desain dari bentuk kertas menjadi satu dalam hardware, software, dan data. Pelaksanaan adalah penambahan dan penggabungan antara sumber-sumber secara fisik dan konseptual yang menghasilkan pekerjaan sistem. Dalam tahap ini, desain yang sudah diterjemahkan ke dalam kode.Program komputer yang ditulis menggunakan bahasa pemrograman konvensional atau aplikasi generator. Alat pemrograman seperti kompiler, Juru, Debuggers digunakan untuk menghasilkan kode. Berbagai bahasa pemrograman tingkat tinggi seperti C, C ++, Pascal, Java digunakan untuk coding.

1.      Tahap Penggunaan

Selama fase penggunaan, audit memimpin pelaksanaannya untuk menjamin bahwa sistem benar-benar dikerjakan, dan pemeliharaannya pun dilakukan sehingga sistem dapat menyediakan kebutuhan yang diinginkan. Guna memberi respon yang lebih baik bagi kebutuhan pemakai, spesialis informasi telah membuat modifikasi pada SLC, sehingga waktu yang diperlukan untuk menerapkan sistem dapat dikurangi. Hal tersebut yang banyak mendapat perhatian yaitu protipe (prototyping) dan pengembangan aplikasi cepat (Rapid Application Development – RAD).

Kegunaan SDLC

Adapun kegunaan utama dari SDLC adalah mengakomodasi beberapa kebutuhan. Kebutuhan – kebutuhanitu biasanya berasal dari kebutuhan pengguna akhir dan juga pengadaan perbaikan sejumlah masalah yang terkait dengan pengembangan perangkat lunak. Kesemua itu dirangkum pada proses SDLC yang dapat berupa penambahan fitur baru baik itu secara modular maupun dengan proses instalasi baru. Dari proses SDLC juga berapa lama umur sebuah perangkat lunak dapat diperkirakan untuk dipergunakan yang dapat diukur atau disesuaikan dengan kebijakan dukungan dari pengembang perangkat lunak terkait.

 

 

 

 

 

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Label