Kamis, 28 Januari 2021

Sebutkan, jelaskan dan berikan contoh peralatan-peralatan canggih AI yang diterapkan atau digunakan dalam masa pandemi Covid 19

 

Pemanfaatan Artificial Intelligence

 

  • Deteksi atau Diagnosa Penyakit akibat COVID-19 / Virus Corona

Pembacaan hasil CT scan oleh dokter atau ahli radiologi dapat dikurangi bebannya jika dibantu dengan implementasi AI. Sejumlah ahli menggunakan suatu dataset yang terdiri atas 46.000 citra CT dari 106 pasien, dari 26.000 pasien COVID-19 dan lebih dari 20.000 citra dari 55 kelompok kontrol. Mereka menggunakan jaringan syaraf tiruan (neural network) bernama UNet++.

Akurasi hasil pembacaannya mencapai 95,24% per pasien dan 98,5% per citra. Di samping itu, diagnosa menggunakan AI ini juga mengurangi waktu analisa sebanyak 65%. Di sinilah AI berperan besar memperbaiki efisiensi diagnosa dan mengurangi beban kerja dokter serta ahli radiologi.

Dua perusahaan yang telah mengimplementasikan kecerdasan buatan (AI) untuk diagnosa Corona ini adalah Infer Vision dan Alibaba. Alibaba mengklaim bahwa sistem mereka mampu mencapai akurasi 96% menggunakan 5.000 data tes yang telah terkonfirmasi. Menurut laporan Asian Review dari Nikkei, sistem AI Alibaba ini hanya membutuhkan waktu 20 detik untuk mengambil keputusan diagnosa, sementara seorang dokter normalnya membutuhkan waktu 15 menit.

  • Tracking dan Analisa Penyebaran Virus Corona / COVID-19 untuk Tindakan Pencegahan

Jika penyebaran COVID-19 dapat diketahui secara real time maka tindakan pencegahan yang tepat dapat segera dilakukan. Di sinilah pentingnya suatu kemampuan prediksi mengenai pandemi (Coronavirus outbreak) dan peran AI yang signifikan dalam melakukan tracking secara real time.

Cara kerja AI di sini adalah dengan melakukan data mining dari sejumlah sumber seperti website, ruang-ruang chatting, pencarian Google, Twitter dan lain sebagainya. Di sini AI akan berusaha menemukan pola-pola tertentu dari sumber-sumber tersebut.

Platform terbesar saat ini untuk menelusuri penyebaran COVID-19 adalah John Hopkins Dashboard. Platform tersebut melaporkan perkembangan kasus terkonfirmasi dan kasus kesembuhan pasien virus Corona. Platform lainnya seperti NextStrain yang menelusuri bagaimana virus COVID-19 ini menyebar dan platform Bluedot yang memprediksi penyakit-penyakit menular.

Bluedot, sebuah start up berbasis AI, juga membangun sistem cerdas untuk memprediksi kemungkinan orang-orang terkena penyakit. Menggunakan analisa big data untuk memetakan dan mencegah penyakit menggunakan perkembangan teknologi AI terbaru.

Bluedot pernah memprediksi pandemi SARS yang kemudian terbukti benar. Ia menggunakan NLP (Natural Language Processing) untuk menelusuri penyakit-penyakit dari seluruh dunia dengan analisa bahasa yang berbeda-beda dari banyak manusia.

Teknologi berbasis AI lainnya adalah GIS (Geographic Information Systems). Dalam sistem ini terdapat dashboard analisa data yang mendata semua studi kasus COVID-19 di dunia. Sistem ini mendeteksi tempat-tempat di mana orang bercakap-cakap dan berdiskusi mengenai Corona.

Platform lainnya dikeluarkan oleh Kaggle. Mereka baru saja mengeluarkan pernyataan bahwa COVID-19 Open Research Dataset atau CORD-19 baru saja dirilis. CORD-19 adalah suatu koleksi yang memiliki lebih dari 29.000 artikel ilmiah di mana lebih dari 13.000 artikel full-text mengenai penelitian atau riset-riset atas penyakit COVID-19, SARS-CoV-2, dan virus Corona terkait lainnya.

Tidak ketinggalan dari Indonesia. Meski tidak benar-benar berbasis AI, namun karya ini layak untuk disebut. Adalah Ahmad Alghozy Ramadhan. Ia membuat aplikasi untuk tracking COVID-19 yang diberinya nama FightCovid19.id.

Seperti ditulis Dahlan Iskan di blog pribadinya, Ahmad Alghozy menawarkan aplikasi buatannya ini secara gratis. Ia tawarkan ke mana-mana, namun minim sambutan. Akhirnya, Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Roesman lewat staf khususnya Prof. Saparudin berkenan menggunakan aplikasi tersebut di Provinsi Bangka Belitung.

Lewat aplikasinya itu, semua orang yang masuk-keluar Bangka Belitung, baik lewat laut dan udara akan terpantau dengan baik. Di bandara atau pelabuhan, mereka diberi gelang elektronik dan harus men-download aplikasi. Lalu mengisi form.

Setelah itu mereka akan menerima kode lewat email. Guna kode tersebut untuk melaporkan kondisi kesehatan mereka. Lewat gelang elektronik yang terkonek ke aplikasi, maka ketika orang yang kondisi kesehatannya tidak bagus keluar rumah, petugas di BNPB Provinsi akan tahu. Mereka akan ditelpon untuk ditanyakan kenapa keluar rumah. Bagi yang melanggar aturan, akan dikenakan sanksi berupa isolasi selama tiga hari.

  • Chatbot Sebagai Alat Bantu Pelayanan Kesehatan

Seperti yang sudah dijelaskan pada artikel Bagaimana Peran Chatbot Di Tengah Wabah COVID-19 bahwa chatbot juga dapat berperan sebagai solusi layanan kesehatan masyarakat. Di tengah kondisi social distancing seperti ini dimana masyarakat diminta untuk meminimalisir pergerakan diluar rumah guna menghindari dari paparan virus corona, chatbot dapat membantu masyarakat melakukan pemeriksaan dini sebelum melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan dokter. Selain itu, teknologi chatbot juga dapat membantu pemerintah memberantas berita palsu yang beredar di masyarakat.

Banyak hal yang dapat dilakukan oleh chatbot untuk membantu tenaga kesehatan untuk memberikan layanan kesehatan bagi masyarakat, mulai dari menyediakan F.A.Q. (Frequently Asked Questions) mengenai COVID-19 hingga memberikan layanan pemeriksaan gejala lewat teks sebelum melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Selain itu, chatbot juga memberikan informasi terbaru mengenai COVID-19 secara real-time sehingga masyarakat dapat mendapatkan informasi tersebut secara mudah.

 

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Label